Jumat, 02 Maret 2012

| Surat Tagihan Dari Allah |

     Pada suatu kesempatan, seorang kenalan menumpahkan seabrek uneg-unegnya kepada saya. Mulai dari masalah rumah tangganya, sampai dengan masalah yang ada di keluarga besarnya.
”Sejatinya, Anda tengah memperoleh surat tagihan dari Allah,” ujar saya setelah ia usai bercerita. Untuk beberapa saat lamanya, ia mengernyitkan dahinya. Pikirnya, sejauh ini, yang ia ketahui hanya ada tagihan pajak, tagihan listrik dan tagihan hutang. Bagaimana mungkin Allah mengirim surat tagihan untuk dirinya?
Sebelum ia bertanya, saya tersenyum seraya berkata: ”Itu adalah tagihan do’a. Maksudnya, Allah memperdengarkan dan memperlihatkan berbagai masalah itu kepada kita, boleh jadi, untuk mengingatkan kepada kita, bahwa sesungguhnya, kita telah lupa atau bahkan belum pernah sama sekali mendo’akan orang-orang yang terlibat dalam masalah itu. Baik itu dari kalangan keluarga kita sendiri maupun orang lain yang terlibat.”
”Berarti, masalah itu bisa ada karena saya kurang mendo’akan mereka? Hebat sekali ya, do’a saya kok bisa berpengaruh kepada banyak orang,” ujarnya setengah berseloroh sekaligus menunjukkan kekurang-pahamannya terhadap apa yang saya maksudkan.
”Ooo, bukan demikian pemahamannya,” saya langsung mempertegas untuk menghindari kesalah-pahaman dalam persoalan ini. Selanjutnya, saya menjelaskan, bahwa sejatinya, setiap masalah itu sudah ada cara penyelesaiannya sendiri-sendiri. Semua sudah diatur oleh Yang Maha Mengatur. Termasuk bagaimana cara penyelesaiannya, kapan penyelesaiannya itu terjadi dan siapa saja yang akan terlibat di dalam proses penyelesaian tersebut.
Oleh karena itu, seperti apapun kita berusaha, jika belum tiba waktunya, maka masalah itu tetap belum selesai. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berusaha. Sebab, jika kita tidak mau berusaha, maka itu berarti kita telah menjadikan diri kita sebagai Tuhan. Seolah-olah kita telah mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang perlu terjadi. Justru sebagai tanda bahwa kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi itulah, maka kita perlu berusaha.

 Pertolongan Allah
Sampai di sini, kita perlu menggaris bawahi satu hal. Yakni, sehebat apapun kita, toh kita tetap saja tidak bisa menyelesaikan sebuah masalah – baik itu masalah pribadi maupun masalah orang lain – kecuali dengan adanya kehendak dan pertolongan Allah. Dengan memegang prinsip ini, kita jadi tidak merasa sombong dan ’ujub (berbangga diri) ketika bisa menyelesaikan sebuah masalah, dan tidak menjadi putus asa serta rendah diri ketika belum bisa keluar dari suatu masalah.
Dengan berdasarkan prinsip tersebut, maka ketika kita menghadapi masalah ataupun mendengarkan banyak masalah di sekitar kita, kita jadi tidak gampang menghitung dan menilai kesalahan orang ataupun menyesalkan apa yang sudah terjadi. Sekiranya kita belum bisa menemukan penyelesaian dari masalah yang kita hadapi itu, maka isilah hati kita dengan memperbanyak do’a untuk orang-orang yang terlibat di dalam masalah tersebut. Dengan demikian, keinginan untuk menyalahkan orang lain, akan diganti dengan do’a kebaikan yang dampaknya sudah barang tentu jauh lebih positif bagi hati kita.
Begitu pula tatkala kita mendengar masalah-masalah yang dipaparkan orang-orang di sekitar kita. Apabila kita menjawabnya dengan memperbanyak do’a  di dalam hati, maka keinginan untuk mengadili kesalahan orang lain insya Allah akan berkurang. Sekiranya kita tidak bisa menolong untuk mencari penyelesaian masalah orang lain tersebut, maka paling tidak, kita telah mendo’akan mereka dengan hati yang tulus.
            Manakala kita yang terlibat masalah dengan orang lain ataupun mendengarkan orang memaparkan masalahnya, maka ingatlah pada Zat yang memberi masalah tersebut. Bukan pada kepelikan masalahnya. Apabila kita ingat kepada Zat yang memberi masalah, maka insya Allah kita pun yakin bahwa masalah itu akan selesai atas izin dan pertolonganNya. Oleh karena itu, mintalah pertolongan kepada Zat Yang Maha Memberi tersebut.
Alhasil, kita tidak larut pada masalahnya semata dan tidak sibuk menilai siapa yang salah dan benar. Sebaliknya, kita justru memohon kepada Sang Khaliq, agar Dia memberi kejernihan hati dan pikiran serta memberikan pemecahan yang terbaik bagi mereka yang terlibat di dalam masalah tersebut.
 Jangan Memaksa Tuhan
Yang perlu diingat, jangan sampai kita berdo’a dengan cara memaksa Tuhan mengikuti keinginan kita. Sebab, boleh jadi, keinginan kita itu berasal dari hawa nafsu. Bukan merupakan suatu bentuk pengakuan kita, bahwa sesungguhnya kita ini tak punya daya dan kemampuan, kecuali atas pertolonganNya.
            Inilah makna dari surat tagihan dari Allah tadi. Dia menghadapkan, memperlihatkan dan memperdengar-kan kepada kita tentang masalah demi masalah, bukan karena Ia benci kepada hambaNya. Akan tetapi, karena kasih sayangNyalah, Allah menyentil kita dengan masalah, agar dengan demikian, kita bisa jadi ingat lagi kepadaNya. Bukankah Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa Allah itu Maha Pencemburu?
Oleh sebab itulah, maka Dia tidak ingin pikiran hambaNya beralih kepada selainNya. Masalah, merupakan salah satu cara Tuhan untuk mengajak hambaNya agar kembali ingat kepadaNya. Sedang do’a, selain sebagai sebuah permintaan dari hamba kepada Khaliqnya, juga adalah salah satu cara seorang hamba untuk mengingatNya.
            ”Jika demikian, berarti saya tidak perlu susah dengan masalah yang bertubi-tubi itu, ya? Sebab, kesusahan itu akan membuat hati saya jadi lemah dan berdo’a dengan memaksa Tuhan. Padahal berdo’a itu kan untuk memohon agar diberikan penyelesaian yang terbaik. Bukan memaksakan penyelesaian menurut hawa nafsu kita,” tiba-tiba kawan saya tadi mengambil kesimpulan yang dapat memberikan pencerahan pada pemahamannya tentang berbagai masalah yang ia hadapi, maupun masalah lainnya yang ada di dalam keluarganya.
            Usai pertemuan itu, saya tercenung. Lintasan berbagai masalah yang dipaparkan kawan tadi masih terngiang. Tanpa disadari, saya sendiri telah menerima surat tagihan dari Allah untuk mendo’akan makhlukNya. Tak ada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah.
Ya Allah, berkahilah ia dan keluarganya. Sebesar apapun masalah yang Engkau berikan pada mereka, tetap kuatkanlah iman dan Islam mereka. Segundah apapun hati mereka, tetap buatlah selalu ada celah di hati mereka untuk mengingatMu, sehingga membuat hati mereka jadi tenang.Nafsuku menginginkan mereka lepas dari semua masalah. Tetapi Engkaulah Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambaMu. Jadikanlah masalah yang dihadapinya itu sebagai jalan keselamatan bagi mereka di dunia sampai akhirat nanti. Allaahumma amin. Dan apakah Anda telah membalas surat tagihan Anda? Jika belum, maka balaslah saat ini. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar